Kejar Pesawat, Anggota DPR Tewas di Jalan

Mobil Tabrak Truk di Tol Menuju Surabaya
SIDOARJO – Perjalanan hidup Theodorus Yacob Koekerits berakhir tragis. Kemarin pagi anggota Komisi I DPR tersebut menutup mata untuk selamanya setelah mobil yang ditumpanginya terlibat kecelakaan maut di tol Porong–Surabaya Km 29,600. Theodorus
terluka serius di kepala. Politikus PDI Perjuangan tersebut meninggal setelah mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Delta Surya, Sidoarjo
Theodorus berpulang sekitar 3,5 jam setelah kecelakaan yang terjadi pukul 03.00. Nyawanya tak tertolong lagi karena perdarahan di kepalanya begitu hebat. Pria yang akrab disapa Ondos itu sebelumnya mengunjungi konstituennya di daerah pemilihan Jawa Timur VI (Kediri, Blitar, dan Tulungagung). Ondos berada di daerah tersebut sejak Sabtu (22/9) lalu. Setelah melakukan pertemuan dan konsolidasi, Senin dini hari kemarin Ondos memutuskan
kembali ke Jakarta. Pria 50 tahun itu meninggalkan Hotel Patria Blitar sekitar pukul 01.00 menuju Bandara Juanda, Surabaya. ”Pak Ondos harus menghadiri rapat banggar (badan
anggaran) Senin pukul 08.00 di DPR,” jelas staf ahli Ondos, Alfian Feoh, yang mengikuti kegiatan Ondos di Blitar dan Tulungagung.
Dini hari itu Ondos meluncur ke Surabaya bersama sopir, Wahyu Wirogo. Alfian ditinggal dan diminta menyusul siangnya. Mereka pergi ke Surabaya menggunakan mobil Nissan Patrol nopol B 15 VY melalui Malang. Ondos ingin mengejar pesawat pertama tujuan Jakarta. Sekitar pukul 03.00 kendaraan politikus asal Sulawesi Selatan tersebut memasuki tol Porong-Sidoarjo. Wahyu diduga kuat memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Pria 36 tahun tersebut melaju di lajur kanan. Saat berada di Km 29.600, Wahyu berniat menyalip mobil Avanza.
”Saya lalu mengambil jalur kiri dan ternyata di jalur tersebut ada dump truck,” aku Wahyu. Pengemudi asal Jombang itu pun kaget. Dalam kekagetannya Wahyu tak lagi sempat menginjak rem lebih dalam. Sisi kiri depan Nissan Patrol itu lantas menghantam keras bagian belakang kanan dump truck. Bodi mobil yang ditumpangi Ondos hancur. Lebih-lebih bagian kirinya. Malang pun tak dapat ditolak. Ondos yang duduk di kursi depan sisi kiri terjepit bodi mobil. Dia terluka parah di kepala. Adapun Wahyu hanya terluka ringan di dahi kiri. ”Airbag pengemudi mengembang, sedangkan di tempat korban tidak,” ungkap Kasatlantas Polres Sidoarjo AKP M. Fahri Anggia Natua Siregar. Karena airbag tak mengembang itulah, kepala Ondos diperkirakan membentur dashboard kendati dia mengenakan sabuk pengaman. Hal itu yang menyebabkan Ondos terluka serius di kepala. Petugas kepolisian dan jasa marga yang datang ke lokasi kemudian melarikannya ke Rumah Sakit Delta Surya. Namun, sekitar pukul 06.30 Ondos tak tertolong. Jenazahnya kemudian dibawa ke RSUD Sidoarjo. Kepergian Ondos pun begitu mengagetkan keluarga dan koleganya. Termasuk Alfian. ”Saya sebenarnya sempat naik mobil, tapi diminta turun. Terus terang, saya sangat kaget begitu diberi tahu kabar ini. Saya pun cepat-cepat menyusul ke sini dari Blitar,” kata Alfian di kamar jenazah RSUD Sidoarjo. Duka juga menyelimuti keluarga PDI Perjuangan. Mereka berdata ngan ke RSUD Sidoarjo. Tampak di antara kolega Ondos itu adalah Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Sirmadji, Indah Kurnia, Wakil Wali Kota Surabaya Bambang D.H., dan Ketua DPC PDIP Surabaya Wishnu Sakti Buwana. Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Hadiatmoko dan Wakil Bupati Sidoarjo Hadi Sutjipto juga tampak hadir di RSUD. Ada pula beberapa kader PDI Perjuangan dari Blitar, Tulungagung, dan Sidoarjo. Kebaikan Ondos juga melekat di hati sang adik, Carolin Koekerits yang kemarin datang ke RSUD Sidoarjo bersama istri Ondos, Maria Koekerits. ”Terakhir kami bertemu Sabtu siang (22/9) di rumah ibu di BSD Tangerang. Dia memberikan bingkisan kepada ibu. Dia memang sangat sayang sama ibu,” ujar Carolin sembari meneteskan air mata. Berbeda dengan Carolin, Maria terlihat lebih tegar. Meski matanya tampak sembab, tangisnya tak sehisteris Carolin. Sekitar pukul 18.45 kemarin jenazah Ondos diterbangkan ke Jakarta. Rencananya dia disemayamkan di rumah duka di Jalan Aster, Leng kong, Gudang Timur, Tangerang. Hari ini jenazah Ondos dibawa ke gedung DPR untuk mendapat penghormatan terakhir. Sementara itu, polisi langsung menetapkan Wahyu Wirogo sebagai tersangka. Wahyu dianggap lalai saat mengemudi. ”Statusnya saat ini kami periksa sebagai tersangka. Dia kami jerat dengan pasal kelalaian yang mengakibatkan orang lain meninggal,” tegas M. Fahri. Dari analisis awal, Wahyu diduga mengemudikan kendaraan dengan kecepatan di atas 80 km/ jam. ”Saya mengemudi dengan kecepatan sekitar 80 km/jam,” aku Wahyu. (fim/aph/pri/c2/nw)

Related product you might see:

Share this product :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Padang Bicara - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger